Rabu, 14 Maret 2018

MANAJEMEN KONSTRUSI

materi1manajemenkonstruksi

BAB I
MANAJEMEN KONSTRUKSI
 
Manajemen Konstruksi

DEFINISI
Biasanya Manajemen Konstruksi konsultan pengawas pada proyek gedung disebut dengan konsultan pengawas.
Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
terdapat tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan dan praktik profesional.

Pada proyek gedung, peranan MK ini sangat dibutuhkan bagi owner/pemilik proyek karena manajemen Konstruksi langsung di bawah owner dan kedudukannya lebih tinggi dibandingkan dengan kontraktor. Jadi tidak heran apabila penentu kebijakan tertinggi dalam menentukan metode pelaksanaan adalah manajemen konstruksi. Sudah dapat disimpulkan bahwa segala kegiatan yang dilaksanakan kontraktor harus disetujui oleh MK terlebih dahulu. 


Uraian Tugas Manajemen Konstruksi (MK) Secara garis besar tugas-tugas Manajemen Konstruksi adalah sebagai berikut :
  1. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan pengawasan.
2.      Memeriksa Time Schedule/Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk selanjutnya diteruskan kepada pengelola proyek untuk mendapatkan persetujuan.
  1. Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan–kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai dengan pekerjaan diserah terimakan untuk kedua kalinya. 
  2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya. 
  3. Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. 
  4. Memberikan masukkan pendapat teknis tentang penambahan atau pengurangan biaya dan waktu pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa. 
  5. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung disampaikan kepada pemborong, dengan pemberitahuan tertulis kepada Pengelola Proyek. 
  6. Menerima laporan progres dan penjelasan tiap jenis pekerjaan dari kontraktor secara tertulis serta Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun bulanan dengan mengundang para konsultan perencana, wakil owner, dan kontraktor. 
  7. Memeriksa gambar shop drawing, dari kontraktor sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan dan Mengesahkan material (Aproval Material) yang akan digunakan sudah sesuai dengan spesifikasi kontrak  Sebelum menerbitkan ijin kerja .
  8. Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor agar memenuhi syarata K3LMP (kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan, mutu, dan pengamanan)
  9. Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada di kontrak untuk mempercepat schedule
Susunan struktur organisasi serta tugasnya

Pada proyek gedung terdiri dari 3 sub pekerjaan besar antara lain pekerjaan struktur, arsitektur dan interior, dan mekanikal elektrikal plumbing. Oleh karena itu minimal dari susunan struktur organisasi dari Manajemen Konstruksi adalah pengawas struktur, pengawas arsitek dan interior, dan pengawas MEP. Adapun tugas dari masing-masing pengawas tersebut adalah

Tugas Project Manager. Seorang project manager mempunyai tanggung jawab dan tugas yang bermacam-macam, tidak hanya terfokus pada hal-hal yg teknis sifatnya. Seorang project manager harus mempunyai kemampuan membuat tim proyek agar tetap solid, mampu memonitor dan mengontrol budget dengan membuat bar chart Dan critical path serta mempunyai kemampuan analisis resiko yang baik. Berikut adalah tugas dari seorang Project Manager.
Tugas Dan Tanggungjawab Project Manager
  1. Mengidentifikasi dan menyelesaikan potensi masalah yang akan timbul agar dapat diantisipasi secara dini.
  2. Melakukan koordinasi kedalam (team proyek, manajemen, dll) dan pihak lain
  3. Dibantu semua koordinator menyiapkan rencana kerja proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi dan keuangan proyek
  4. Melaksanakan dan mengontrol operasional proyek sehingga operasi proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana .
  5. Mengkomunikasikan dalam bentuk lisan dan tertulis (Laporan Kemajuan Pekerjaan).
  6. Seorang Project Manager harus mengontrol proyek yang ditanganinya. Proyek harus selesai sesuai dengan budget, sesuai dengan spesifikasi, dan waktu.
  7. Proyek yang ditangani harus mempunyai return yang nyata terhadap organisasi. Taat kepada setiap kebijakan yang di keluarkan organisasi, harus mengambil keputusan dengan wewenang yang terbatas dari organisasi.

Tugas Konstruksi manejer
  1. Memberikan petunjuk kepada tim, dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik ditandatangani. 
  2. Memberikan petunjuk kepada tim dalam melaksanakan pekerjaan, untuk menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain, termasuk data pendukung yang diperlukan.
  3. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan ini akan dipenuhi dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan major serta pemeliharaan jalan.
  4. Bekerjasama dengan pihak pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan
  5. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan major tidak akan terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam menentukanlokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.
  6. Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksanaanpekerjaan.
  7. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak.
  8. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan/material baik di lapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
  9. Memeriksa hasil laporan pengujian serta analisanya.
  10. Bertanggung jawab atas pengujian dan penyelidikan material/bahan di lapangan. Membantu Supervision Engineer dalam melaksanakan tugas.Mengikuti petunjuk -petunjuk dan persyaratan yang telah ditentukan terutama sehubungan dengan : Inspeksi secara teratur ke paket-paket pekerjaan untuk melakukan monitoring kondisi pekerjaan dan melakukan perbaikan-perbaikan agar pekerjaan dapat direalisasikan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang telah ditentukan. Pemahaman terhadap spesifikasi. Metode pelaksanaan untuk setiap jenis pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi dilapangan.
  11. Mendukung Pelaksana Teknis Kegiatan dalam penyelesaian administrasi kemajuan proyek. Termasuk mengumpulkan data proyek seperti kemajauan pekerjaan, , rapat-rapat koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, pembayaran kepada kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam dalam bentuk laporan kemajuan bulanan dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

Tugas Engineer  & Pengawas Struktur
  1. Mengawasi proses pekerjaan pembesian apakah sesuai dengan gambar shopdrawing atau tidak. Apabila ada besi yang kurang pengawas berhak menunda pengecoran, dengan tidak menandatangi berita acara pemeriksaan pekerjan (inspeksi)
  2. Mengawasi proses pekerjaan bekisting apakah sudah aman terhadap lingkungan dan tidak membahayakan sekitarnya. Karena pembuatan perancah yang tidak kuat akan meningkatkan resiko kecelakaan kerja dan dapat menyebabkan defect pada hasil pengecoran.
  3. Mengawasi proses pekerjaan pengecoran mulai dari test slump, penggunaan additive ( misal Integral, ) dan mutu beton yang akan digunakan. Disamping itu pengawasan penggunaan vibrator agar hasil beton tidak ada yang keropos. 
  4. Manajemen konstruksi berhak menegur secara tertulis kepada pelaksana dari kontraktor, jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan tertulis.
  5. Memeriksa ijin pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor mengenai pekerjaan struktur

Tugas Engineer & Pengawas Arsitektur dan Interior
  1. Mengawasi pekerjaan finishing mulai dari pasangan dinding, lantai, plafond, fasade hingga furniture interior
  2. Mengawasi dan memeriksa penggunaan material apakah sesuai dengan spesifikasi kontrak atau tidak. 
  3. Menegur pelaksana apabila ada pekerjaan arsitektur dan interior yang kurang rapi
  4. Selalu berkoordinasi antara pengawas arsitektural dengan pengawas MEP karena pekerjaan keduanya saling berhubungan
  5. Selain kontraktor, MK juga harus menghitung progres pekerjaan untuk membandingkan progres dari kontraktor dan dari manajemen konstruksi. 

Tugas Engineer & Pengawas MEP
  1. Selalu berkoordinasi dengan pelaksana MEP dari kontraktor agar tidak terjadi perbedaan sistem pekerjaan
  2. Harus paham dengan sistem MEP sebuah gedung karena MEP berbeda dengan struktur maupun arsitektural. MEP lebih ke sistem. Pembuktian pekerjaan benar-benar selesai apabila sistemnya sudah berjalan. 
  3. Paham dan mempunyai wawasan luas mengenai spesifikasi-spesifikasi alat MEP seperti Genzet, Panel listrik, Lift dan sebagainya. 
  4. Mengesahkan ijin pelaksanaan pekerjaan dari kontraktor sebelum dimulai
  5. Selalu memberikan masukan kepada owner mengenai pekerjaan MEP


                                       MASALAH MASALAH YANG TIMBUL DI PROYEK 

 

 

Yang unik dari tema artikel kali ini adalah antar lokasi proyek mempunyai permasalahan yang berbeda walaupun sama-sama proyek gedung. Hampir semua proyek mempunyai permasalahan, entah masalah non teknis, teknis, maupun sosial. 

Kendala yang sering dihadapi proyek gedung lebih banyak ke masalah non teknis dan teknis.. Namun tidak dipungkiri jika lokasi proyek gedung berada ditengah kota padat penduduk akan menimbulkan permasalahan sosial. Permasalahan akan timbul ketika pekerjaan-pekerjaan tertentu berlangsung seperti saat pengecoran, pengeboran sumur dalam, pekerjaan pasangan dinding, dan sebagainya. 


Permasalahan di proyek memang sudah biasa terjadi. Oleh karena itu kontraktor harus mempunyai kemampuan analisa permasalahan yang baik sehingga cepat terselesaikan. 

Ada beberapa faktor penghambat yang menjadi kendala di proyek antara lain masalah teknis, non teknis, dan sosial. Berikut penjelasan satu persatu. 

1. Masalah Teknis
Masalah teknis ini sangat berpengaruh terhadap performa bangunan atau kualitas dari bangunan setelah jadi. Dalam hal ini  peran engineer sangat berpengaruh terutama untuk menyelesaikan masalah-masalah teknis seperti ini. Beberapa kendala teknis yang ada di proyek gedung antara lain
  1. Kurangnya pengawasan dalam proyek sehingga kontraktor  tidak mengutamakan kualitas dalam bekerja. Hal ini biasa terjadi mengingat beberapa pekerjaan banyak yang diborongkan sehingga para pekerja hanya mengutamakan kecepatan dalam bekerja. 
  2. Banyak desain gambar yang tidak sinkron antara gambar arsitektur, gambar struktur, dan gambar MEP. Oleh karena itu pekerjaan pertama seorang drafter saat awal proyek adalah superimpose gambar. Hal ini untuk meminimalisir kesalahan gambar. Penyebabnya adalah kurangnya koordinasi antara perencana arsitek, perencana struktur dan perencana MEP. Sehingga saat gambar digabungkan tidak sinkron. 
  3. Gambar perencanaan yang tidak lengkap.  Sering ditemukan adanya  gambar perencanaan tidak bisa dijadikan acuan untuk kerja di lapangan. Biasanya terjadi pada gambar arsitek, dengan spesifikasi-spesifikasi material yang kurang lengkap sehingga kontraktor harus berkoordinasi lagi dengan perencana arsitek. 
  4. Pemutusan merk dan spesifikasi material yang lambat oleh owner. Sehingga pekerjaan harus ditunda dulu. 
  5. Lambatnya Komunikasi & koordinasi antara pelaksana lapangan (produksi) dengan engineer yang bersifat administrative dalam mempersiapkan shop drawing dan ijin kerja. 
  6. Keterbatasan lahan, menyebabkan terbatasnya ruang produksi penunjang kegitan proyek, seperti fabrikasi pembesian dan formwork
  7. Mutu beton yang tidak masuk standar kualitas perencanaan yang mengakibatkan potensi gagal struktur. Sehingga harus ditangani dengan perbaikan beton.
  8. Pengunaan banyaknya type mutu beton pada bagian2 struktur serta penggunaan additive.

2. Masalah Non-Teknis
Kendala-kendala yang terjadi di proyek sangat berpengaruh terhadap progres di lapangan sehingga semua masalah harus bisa diminimalisir termasuk masalah non teknis

1.      Komplain warga sekitar akibat adanya pengeboran sumur dalam. Banyak sekali pengetahuan warga yang salah kaprah yaitu masih menganggap sumur dalam berpengaruh terhadap sumur dangkal. Faktanya sumur dalam berada di kedalaman lebih dari 70 m sehingga sudah jelas sumber air yang diambil berbeda dengan sumur dangkal milik warga. 
2.      Adanya pungutan liar yang dilakukan oleh oknum pejabat dan preman setiap kali ngecor dengan jumlah yang lumayan besar. 
3.      Terjadi keterlambatan armada ready mix yang mengakibatkan pengecoran lebih lama. 
4.      Ada beberapa operator concrete pump yang meminta pungutan liar diluar biaya sewa saat proses pengecoran. 
5.      Apabila di proyek perkotaan harus selalu mengurus surat ijin kendaraan berat masuk kota tiap bulannya. 
6.      Adanya permintaan sumbangan-sumbangan dengan mematok sejumlah uang tertentu.

3. Masalah Sosial
Kendala-kendala lainnya yang sering terjadi di proyek gedung adalah masalah sosial apalagi proyek tersebut ditengah pemukiman padat penduduk. Cara menanganinya pun berbeda dengan masalah teknis. Penanganan masalah sosial lebih menggunakan cara pendekatan ke warga. Pada dasarnya warga tidak bisa dilawan dengan kekerasan karena kontraktor lah yang mempunyai kepentingan terbesar di proyek tersebut sehingga kontraktor harus lebih banyak mengalah. Berikut masalah sosial yang sering terjadi
  1. Genteng tetangga pecah akibat kejatuhan material. Walaupun keliling proyek sudah diberi jaring pengaman kadang masih ada material yang lolos. 
  2. Komplain tetangga akibat rumahnya terkena cipratan beton saat pengecoran di lantai atas. 
  3. Komplain warga akibat terlalu berisik pemotongan keramik saat malam hari
  4. Komplain warga akibat sampah dari atas gedung. Walaupun di dalam proyek sudah diberi tempat sampah dan mck, masih ada tukang yang sembarangan membuang sampah di rumah-rumah warga.
  5. Komplain warga akibat rumahnya tidak terkena cahaya matahari akibat tertutup oleh gedung
  6. dan sebagainya.
Kendala-kendala di atas masih wajar dialami di proyek karena masih bisa ditangani. Pada prinsipnya dalam menghadapi keluhan warga, harus diakomodir dengan baik karena jangan sampai proyek berhenti karena disabotase warga. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Eksistensi dari Lembaga Perwakilan Rakyat

Eksistensi dari lembaga perwakilan rakyat (parlemen) di sebuah negara yang menganut trias politica merupakan sebuah keharusan. Hal i...